Wow! Sumringah Petani Bawang di Kulonprogo, Milyaran Rupiah Berputar Dimusim Panen Kali ini

by -291 views
Panen Raya Bawang Merah di Kabupaten Kulonprogo
Panen Raya Bawang Merah di Kabupaten Kulonprogo

yogyanews.com, Kulonprogo – Pertanian bawang merah lahan pesisir Kulonprogo mulai memasuki panen raya. Ditaksir uang miliaran rupiah berputar di Sidorejo, Banaran, Galur pada masa panen ini. Potensinya yang tinggi diharapkan turut mengendalikan inflasi di Kulonprogo.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Aris Nugroho menerangkan hasil produktivitas tanaman bawang di lahan pesisir pantai terbilang cukup menjanjikan. Kelompok Tani Sidodadi dj Sidoarjo, Banaran mampu mengembangkan bawang merah dengan beragam inovasi. Seperti penggunaan teknologi irigasi modern dengan irigasi sprinkler dan sistem irigasi kabut yang dapat menghemat biaya operasional.

“Ini termasuk kelompok yang inovatif menggunakan teknologi irigasi modern  sprinkel, irigasi kabut. Ini bisa menghemat pengeluaran sehingga pendapatannya akan meningkat,” terangnya pada Kamis (2/2/2023).

Dengan biaya operasional yang ditekan, maka semakin sedikit pengeluaran modal usaha yang harus dikeluarkan petani. Pasalnya baik dari segi kualitas maupun nilai ekonominya, budi daya bawang merah di lahan pasir sangat potensial. Lebih-lebih bila harga bawang tengah naik, potensi petani mendapatkan keuntungan cukup besar.

“Harga [bawang merah] berkisar Rp20 juta hingga 30 juta per seribu meter persegi. Berarti ini sangat tinggi dan keuntungan dari petani ini bisa mencapai antara 15-17 juta per 1000 meter dalam jangka waktu dua bulan saja,” jelasnya.

Dengan luasan 20 hektar, Aris memperkirakan ada sekitar Rp5 miliar uang yang berputar dari pertanian bawang merah di Sidorejo. “Ini luar bisa, ini harapanya menjadi sentra bawang merah di Kulonprogo,” ujarnya.

Potensi ekonominya yang tinggi diharapkan Aris mampu meningkatkan pendapatan para petani sekaligus ikut mengendalikan inflasi. Utamanya menurunkan angka kemiskinan. “Ini yang selalu menjadi komitmen dari pemerintah sekaligus juga bisa menurunkan kemiskinan,” tuturnya.

Ketua Kelompok Tani Sidodadi, Ngatimin menjelaskan bila ada anggota 80 orang yang tergabung dalam kelompok dengan cakupan lahan total 20 hektare. Lahan yang dipakai untuk penanaman bawang merah memanfaatkan lahan cabai yang memasuki jeda masa tanam karena telah dipanen pada periode sebelumnya.

Lewat bantuan benih dari dinas ditambah swadaya petani, lahan cabai mampu disulap jadi lahan bawang merah produktif hingga dua kali masa tanam. Padahal penggarapan lahan untuk budidaya bawang merah ini awalnya hanya karenakan lahan yang nganggur setelah panen cabai.

“Setelah [ditanami] cabai kan Desember nganggur. Dari pada ngangur tanam bawang, ternyata berhasil. Waktu itu dapat bantuan benih dari Dinas Pertanian tiga ton, terus dari kelompok tani sendiri swadaya 17 ton jadi jumlahnya 20 ton. Ternyata setelah ditanam kok menguntungkan,” tuturnya.

Pj. Bupati Kulonprogo Tri Saktiyana, Tri sangat mendukung segala upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Namun karena inflasi atau fluktuasi harga yang begitu cepat, Tri berharap para petani tidak hanya fokus pada segi produksi saja. Diharapkan Tri, para petani juga menyusun strategi bagaimana berproduksi pasca panen untuk meminimalisir produk terbuang yang menimbulkan kerugian.

“Jadi selain berproduksi, bagaimana pasca produksinya. Misalnya bagaimana bisa [hasil panen] dibuat sambal yang awet, yang bisa bertahan mungkin dua tiga bulan dan dibuat ketika harga bawang merah pas turun. Tapi pas harga naik ya jangan dibuat,” terangnya.(*)