yogyanews.com, mekah – Lima jemaah haji asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaporkan meninggal dunia. Kondisi di Makkah, Arab Saudi, saat ini tengah dilanda cuaca ekstrem, bahkan suhu menembus 51,8 derajat Celsius pada Senin (17/6).
“Ini ada beberapa jemaah DIY yang meninggal dunia,” kata Kabid Pelayanan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag DIY, Aidi Johansyah, melalui sambungan telepon kepada wartawan, Rabu (19/6).
Dalam data Kemenag DIY, tercatat dua jemaah dari Kota Yogyakarta, dua dari Kabupaten Bantul, dan satu dari Kulon Progo.
Lanjut Usia
Kelimanya tercatat memiliki usia di atas 60 tahun atau termasuk lanjut usia.
“Ya ada yang macam-macam, ada yang memang lansia kemudian cuaca yang ekstrem sehingga mereka lemas kemudian ada yang karena panas, karena cuaca memang,” jelasnya.
Para jemaah yang meninggal ini dilaporkan oleh ketua kloter ke maktab. Jenazah tak bisa dibawa pulang. Sesuai aturan di Arab Saudi, jenazah akan dikebumikan di Tanah Suci.
Aidi menjelaskan cuaca ekstrem memang kerap membuat jemaah haji dehidrasi. Terutama saat proses melempar jumrah aqabah.
“Kekurangan minum dan agak lemas. Alhamdulilah secara umum dapat teratasi,” jelasnya.
Penyakit perlu diwaspadai adalah heat stroke yakni stres panas yakni kondisi tubuh tak mampu mengontrol suhu badan karena cuaca yang sangat panas. Hal itu dapat membuat kondisi tubuh terutama lansia melemah.
Jam Khusus
Saat ini pemerintah Arab Saudi memberlakukan aturan khusus untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem ini. Pelemparan jumrah dilakukan di jam-jam tertentu. Jemaah dilarang melakukan pelemparan jumrah jam 10.00 sampai 14.00.
“Saya baca kemarin bagi jemaah yang ngeyel terancam deportasi,” pungkasnya.