Kulon Progo, Proliman News – Saat ini, manajemen Pupuk Indonesia dinilai telah melakukan terobosan signifikan, sehingga ada perubahan sistem dari cost plus menjadi market to market.
Hal ini membuat Pupuk Indonesia berhasil melakukan efisiensi, yang berdampak pada penurunan harga pupuk hingga 20 persen.
Demikian Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), saat kunjungan kerja di Demangrejo, Kulon Progo, Minggu (2/11/2025).
Zulkifli Hasan memastikan distribusi pupuk sudah lancar dan tidak ada keterlambatan.
Hal ini dinilai penting disampaikan kepada petani karena akan berdampak langsung pada produktivitas pertanian.
Ketersediaan pupuk yang tepat waktu, tentunya akan meningkatkan produktivitas petani. Secara bersamaan harga gabah dan jagung juga naik.
“Jadi petani kita, dari produktivitas naik, dari harga naik. Nilai Tukar Petaninya juga naik, dari 116 naik sekarang 124. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan pada indikator kesejahteraan petani,” ujar Zulkifli Hasan.
Zulkifli mengatakan, dengan kemudahan yang didapat petani, Kulon Progo bisa menjadi Lumbung Pangan DIY.
Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan, Menko Zulhas secara tegas menyatakan target strategis untuk wilayah ini.
“Kulon Progo, Insya Allah jadi lumbung pangan DIY,” ujarnya.
Menurutnya, target ini sejalan dengan kebutuhan pangan nasional yang sangat besar.
Dengan adanya program Makan Bergizi Gratis, Indonesia membutuhkan setidaknya 82,9 juta porsi komoditas penting seperti telur, buah, sayur, ikan, dan beras setiap hari.
Zulkifli Hasan menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pengembangan Khusus untuk Nelayan dan Peternakan.
Selain pertanian, pemerintah juga memperhatikan khusus untuk kedua sektor tersebut.
“Kita sekarang mulai masuk untuk peternakan, nelayan, ini yang masih perlu sentuhan khusus,” ujar Zulkifli.
Pemerintah berkomitmen melakukan pengembangan besar-besaran yang mencakup kampung nelayan, desa nelayan, dan tambak-tambak untuk memaksimalkan potensi sektor kelautan.
Liputan : Suyono Sugondo





